Jakarta

Wakil Ketua MPR RI sekaligus Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan pentingnya sinergi antarnegara dalam dunia pendidikan. Ia menyebut kerja sama akademik lintas bangsa, khususnya antara Indonesia dan Malaysia sebagai kunci menciptakan masa depan yang cerah bagi generasi muda dunia.

“Tentu saja, merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk berada di Universiti Malaya. Universitas ini memiliki reputasi baik dan terkenal, tidak hanya bagi orang Malaysia, tetapi juga di Asia dan Dunia. Saya tahu bahwa Universiti Malaya telah memberikan banyak kontribusi, tidak hanya pada mahasiswa, alumni, tapi juga kepada dunia,” kata Ibas dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

“Penting untuk kita semua membangun kolaborasi dan sinergi antar negara, tidak hanya antar pemerintah, tapi juga antar parlemen, dan kampus ke kampus,” lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut disampaikan di hadapan Rektor Universiti Malaya, Prof. Dato’ Seri Ir. Dr. Noor Azuan Abu Osman, serta para dosen dan mahasiswa dalam kunjungannya ke Universiti Malaya pada Rabu (30/4).

Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi yang tidak hanya terbatas antar pemerintah, tetapi juga antar parlemen dan kampus. Ibas menyambut baik banyaknya mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Universiti Malaya, serta keterlibatan dosen Malaysia dalam kegiatan akademik di Indonesia.

“Begitu banyak mahasiswa Indonesia pertukaran yang datang ke Malaysia untuk belajar di Universiti Malaya. Saya juga mendengar dan melihat data dari profesor dan doktor di Universitas Malaya yang juga mengajar di kampus kami di Indonesia. Jadi kerja sama antar kampus seperti ini harus terus kita lanjutkan dengan pemikiran dan diskusi yang dalam. Kita harus membangun fondasi yang kuat untuk generasi mendatang,” ujarnya.

Menurutnya, di tengah tantangan global, pendidikan harus menjadi wadah kolaboratif yang adaptif terhadap perubahan.

“Kita harus mengetahui peluang dan tantangan kita serta terus juga mengikuti perubahan dunia yang begitu cepat. Dan itulah mengapa saya mendukung kolaborasi dan kita harus bersatu. Malaysia adalah negara yang kuat. Indonesia adalah negara yang besar. Kita adalah saudara serumpun, kita adalah tetangga, tetapi kita juga memiliki budaya dan nilai nilai yang serupa,” kata Ibas.

“Kita di sini untuk bergandengan tangan dan kita dapat menciptakan banyak hal, tidak hanya dengan perdagangan dan investasi tetapi juga untuk pendidikan, meningkatkan masa depan kita yang cerah maju sejahtera bersama generasi muda kita,” imbuhnya.

Ibas lulusan S3 IPB berharap hubungan baik antara universitas di kedua negara terus ditingkatkan. Ia juga mengajak seluruh pemangku kebijakan, termasuk politisi dan akademisi, untuk ikut mendorong kerja sama yang saling memperkuat.

“Saya berharap pendidikan, kolaborasi, dan komunikasi seperti ini, dengan semua pemangku kepentingan di dunia dapat terus berlanjut. Banyak peluang dan tantangan yang harus kita hadapi, mulai dari politik, ekonomi hingga pendidikan. Kami berharap Universitas Malaya dapat memberikan hal positif progresif untuk dunia, khususnya ASEAN,” pungkasnya.

Rektor Universiti Malaya menyambut positif kunjungan Ibas. Ia menyebut pertemuan ini bukan hanya menjalin hubungan antar universitas, tetapi juga antar negara.

“Suatu kehormatan bagi kami bisa menyambut baik Dr. Edhie Baskoro Yudhoyono di kampus kami. Ini adalah acara yang sangat penting. Meskipun kunjungannya singkat, tapi dapat menciptakan hubungan baik, tidak hanya antara Universitas Malaysia, tetapi antara negara. Saya selalu percaya bahwa sebagai sebuah universitas, tidak peduli apakah Anda berada di Malaysia atau di Indonesia, peran kita adalah untuk berbagi pengetahuan,” tuturnya.

Dosen Universiti Malaya, Prof. Dr. Yvonne Lim Ai Lian turut mengapresiasi kehadiran Ibas dan mendorong mahasiswa untuk menyimak pesannya dengan serius. Seorang mahasiswa, Reiman, juga menyebut bahwa topik yang disampaikan Ibas sangat relevan dan membuka wawasan, khususnya soal peran strategis ASEAN di tengah dinamika global.

“Atas nama Universitas Malaya, kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Edhie atas kehadirannya. Kepada para mahasiswa, kami mendorong kalian untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan Dr. Edhie dengan saksama dan terinspirasi oleh kata-kata bijaknya. Ini akan menjadi momen dapat membentuk dan mengubah pandangan dunia Anda dan mempersiapkan Anda untuk menjadi generasi pemimpin berikutnya bagi Indonesia dan Malaysia,” ucapnya.

Salah satu mahasiswa yang bertemu Ibas bernama Reiman juga menyampaikan kesannya.

“Apa yang disampaikan oleh Dr. Edhie Baskoro sangat informatif dan sangat relate (nyambung), dengan apa yang tengah terjadi saat ini. Terutama soal independensi ASEAN, sehingga bagi saya yang saat ini berkuliah jurusan international and strategic studies merupakan sebuah topik yang baik dan sangat menarik. Semoga event seperti ini lebih diperbanyak sehingga kami mendapat banyak pengetahuan baru,” ujar Reiman.

Dalam kunjungan ini, Ibas juga disambut oleh jajaran pimpinan kampus seperti Wakil Rektor, Prof. Hasniza Zaman Huri, Deputy Vice-Chancellor, Prof. Zamri Radzi, dan tokoh akademik lainnya. Kunjungan tersebut menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan pendidikan Indonesia-Malaysia demi mencetak pemimpin masa depan.